
Pada 1740, Raja Louis XI mengangkat salah satu anggota keluarga de Broglie, Francois Marie (1671-1745) sebagai Duc (seperti Duke di Inggris), suatu gelar keturunan yang hanya disandang oleh anggota keluarga tertua. Putra Duc pertama ini ternyata membantu Austria dalam Perang selama Tujuh Tahun (1756-1763). Karena itu, Kaisar Perancis I dari Austria menganugerahkan gelar Prinz yang berhak disandang seluruh anggota keluarga de Broglie. Dengan meninggalnya saudara tertua Louis, Maurice, juga fisikawan (eksperimen), pada 1960, maka Louis serempak menjadi Duc Perancis (ke-7) dan Prinz Austria.
Louis mulanya belajar pada Lycee Janson de Sailly di Paris dan memperoleh gelar dalam sejarah pada 1909. Ia menjadi tertarik pada ilmu pengetahuan alam karena katanya, "terpengaruh oleh filsafat dan buku-buku Henry Poincare (1854-1912)", matematikawan besar Perancis.
Pada 1910, Louis memasuki Universitas Paris untuk menyalurkan minatnya dalam ilmu pengetahuan. Tahun 1913 ia peroleh licence dalam ilmu pengetahuan dari Faculte des Sciences. Studinya kemudian terputus karena berkecamuknya Perang Dunia I. Barulah pada usia 32, Louis meraih gelar doktornya dalam fisika teori dengan tesis tentang gelombang partikel di atas. Ia kemudian memulai karier mengajarnya di Universitas Paris dan Institut Henry Poincare pada 1928.
Pada 1945, Louis dan kakaknya Maurice diangkat sebagai anggota dewan Komisi Tinggi Tenaga Atom Perancis. Mereka menaruh perhatian besar pada pengembangan tenaga atom untuk tujuan damai dan mempererat pertalian antara ilmu dan industri.
Hingga akhir hidupnya, Louis de Broglie menjabat sebagai sekretaris tetap pada Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis. Dalam jabatannya ini ia tetap mendesak badan tersebut mempertimbangkan secara mendalam berbagai akibat berbahaya dari ledakan bom hidrogen (termonuklir).
Perhatiannya yang begitu besar terhadap ilmu pengetahuan dan perdamaian membuat ia patut dikenang oleh setiap pecinta ilmu dan perdamaian!
Stephen William Hawking, (lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942; pada umur 69 tahun
dia adalah seorang ahli fisika teoretis. Ia adalah seorang profesor Lucasian dalam
bidang matematikaUniversitas
Cambridge dan anggota dari Gonville and
Caius College, Cambridge. Ia dikenal akan sumbangannya di
bidang fisika kuantum, terutama karena teori-teorinya
mengenai teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking. Salah
satu tulisannya adalah A Brief
History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times
London selama 237 minggu berturut-turut. Di tahun 2010 Hawking bersama Leonard Mladinow menyusun
buku The Grand Design.
di
Sumber: http://id.wikipedia.org/
Sumber: http://www.wikipedia.org/
Johann Carl Friedrich Gauß (juga dieja Gauss) (lahir di Braunschweig, 30
April 1777 – meninggal di Göttingen, 23 Februari 1855 pada umur 77
tahun) adalah matematikawan, astronom, dan fisikawan Jerman yang
memberikan beragam kontribusi; ia dipandang sebagai salah satu
matematikawan terbesar sepanjang masa selain Archimedes dan Isaac
Newton.
Dilahirkan di Braunschweig, Jerman, saat umurnya belum
genap 3 tahun, ia telah mampu mengoreksi kesalahan daftar gaji tukang
batu ayahnya. Menurut sebuah cerita, pada umur 10 tahun, ia membuat
gurunya terkagum-kagum dengan memberikan rumus untuk menghitung jumlah
suatu deret aritmatika berupa penghitungan deret 1+2+3+...+100. Meski
cerita ini hampir sepenuhnya benar, soal yang diberikan gurunya
sebenarnya lebih sulit dari itu.
Gauss ialah ilmuwan dalam
berbagai bidang: matematika, fisika, dan astronomi. Bidang analisis dan
geometri menyumbang banyak sekali sumbangan-sumbangan pikiran Gauss
dalam matematika. Kalkulus (termasuk limit) ialah salah satu bidang
analisis yang juga menarik perhatiannya.
Gauss meninggal dunia di
Göttingen.
sumber: id.wikipedia
Stephen William Hawking
Meskipun mengalami tetraplegia (kelumpuhan)
karena sklerosis
lateral amiotrofik, karier ilmiahnya terus berlanjut selama lebih
dari empat puluh tahun. Buku-buku dan penampilan publiknya menjadikan ia sebagai
seorang selebritis akademik dan teoretikus fisika yang termasyhur di dunia.
Stephen
Hawking lahir dari pasangan Dr. Frank Hawking, seorang biolog, dan Isobel
Hawking. Ia memiliki dua saudara kandung, yaitu Philippa dan Mary, dan saudara
adopsi, Edward. Orang tua Hawking tinggal di North London dan pindah ke
Oxford ketika ibu Hawking
sedang mengandung dirinya untuk mencari tempat yang lebih aman. (London saat
itu berada dibawah serangan Luftwaffe
Jerman
Setelah
Hawking lahir, keluarga mereka kembali ke London. Ayahnya lalu mengepalai
divisi parasitologi
di National
Institute for Medical Research. Pada tahun 1950, Hawking dan
keluarganya pindah ke St Albans, Hertfordshire. Di sana ia bersekolah di St Albans
High School for Girls dari tahun 1950 hingga 1953 (pada masa
itu, laki-laki dapat masuk ke sekolah perempuan hingga usia sepuluh tahun).
Dari usia sebelas tahun, Hawking bersekolah di St Albans
School
Hawking
selalu tertarik pada ilmu pengetahuan.
Ia terinspirasi dari guru matematikanya yang bernama Dikran Tahta untuk
mempelajari matematika di universitas. Ayahnya ingin agar Hawking masuk ke University
College, Oxford, tempat ayahnya dulu bersekolah. Hawking lalu
mempelajari ilmu pengetahuan alam. Ia mendapat beasiswa, dan lalu
berspesialisasi dalam fisika.
Setelah
menerima gelar B.A. di Oxford pada 1962,
ia tetap tinggal untuk mempelajari astronomi. Ia memilih
pergi ketika mengetahui bahwa mempelajari bintik matahari tidak
sesuai untuknya dan Hawking lebih tertarik pada teori daripada observasi.
Hawking lalu masuk ke Trinity Hall,
Cambridge. Ia mempelajari astronomi teoretis dan kosmologi.
Segera
setelah tiba di Cambridge, gejala sklerosis
lateral amiotrofik (ALS) yang akan membuatnya kehilangan hampir
seluruh kendali neuromuskularnya mulai muncul. Pada tahun 1974, ia tidak mampu
makan atau bangun tidur sendiri. Suaranya menjadi tidak jelas sehingga hanya
dapat dimengerti oleh orang yang mengenalnya dengan baik. Pada tahun 1985, ia terkena
penyakit pneumonia
dan harus dilakukan trakeostomi sehingga ia
tidak dapat berbicara sama sekali. Seorang ilmuwan Cambridge membuat alat yang
memperbolehkan Hawking menulis apa yang ingin ia katakan pada sebuah komputer,
lalu akan dilafalkan melalui sebuah voice synthesizer'.
Bacharuddin Jusuf Habibie
Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni
1936; dia adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia
menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada
tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus
Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil
Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil
presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan
Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan
terpendek.
Keluarga dan
pendidikan
Habibie merupakan anak keempat dari delapan
bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini
Puspowardojo. Alwi Abdul Jalil Habibie lahir pada tanggal 17 Agustus
1908 di Gorontalo dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo lahir di Yogyakarta
10 November 1911. Ibunda R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah anak
seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo
bertugas sebagai penilik sekolah. B.J. Habibie adalah salah satu anak
dari tujuh orang bersaudara.
B.J. Habibie menikah dengan Hasri
Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962, dan dikaruniai dua orang putra,
yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Ia belajar teknik mesin di
Institut Teknologi Bandung tahun 1954. Pada 1955-1965 ia melanjutkan
studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di
RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingineur pada 1960 dan
gelar doktor ingineur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.
Pekerjaan dan karier
Habibie
pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan
penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, sehingga mencapai puncak
karier sebagai seorang wakil presiden bidang teknologi. Pada tahun 1973,
ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Suharto.
Ia
kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak
tahun 1978 sampai Maret 1998. Sebelum menjabat Presiden (21 Mei 1998 -
20 Oktober 1999), B.J. Habibie adalah Wakil Presiden (14 Maret 1998 - 21
Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto. Ia
diangkat menjadi ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia),
pada masa jabatannya sebagai menteri.Johann Carl Friedrich Gauß